Jangan Asal Shalat

Rangkuman ini baru sempat ditulis ulang pada hari Minggu, 19 Oktober 2014 dan di upload hari ini ketika teringat betapa perlunya untuk menyimpan semua catatan yang ada di buku untuk disalin pada media digital kemudian di upload ke media online. Judul kajian ini cukup menarik, karena ada beberapa yang melakukan sholat hanya sebagai penggugur kewajiban. Ada pula yang melakukan sholatnya selain sebagai sarana berkomunikasi dengan Allah juga sebagai penyelaras kehidupannya. Kajian D’Lisya (Dialog Selepas Isya – more info: link) yang diadakan setiap Jumat ba’da Isya, pada 10 Oktober 2014 yang lalu, diisi oleh Ustadz Hasyim Adnan, Lc. Diawali dengan pertanyaan, “Apakah kalian mendoakan saya sebelum menghadiri kajian ini?”. Semua terdiam. Beliau mengulangi lagi, “Apakah ada yang berdoa kepada Allah agar malam ini saya dapat menyampaikan materi dan dipermudah dalam memberikan ilmu?”. Sekali lagi semua terdiam. Saya pun terdiam, karena jawaban saya tentu tidak. Sebelumnya saya tidak pernah terpikir untuk mendoakan Ustadz/Ustadzah yang akan memberikan ilmu pada kajian yang akan saya datangi. Ternyata etika dalam mendapatkan ilmu ini sama dengan sebelum membaca buku. Yang ayah saya ajarkan pada saya dan adik saya adalah ketika kita akan membaca sebuah buku baru, bacalah Al Fatihah yang ditujukan kepada penulis buku tersebut. Saya dan adik saya tidak pernah menanyakan alasannya, tapi sekarang saya tahu, dengan Al Fatihah yang kita kirimkan pada penulis insya Allah fadhilah yang terdapat pada buku tersebut bermanfaat bagi sang penulis dan kita sebagai pembaca. Beliau tidak memiliki slide show yang dapat di-share, namun menggunakan media papan tulis whiteboard dengan poin-poin berikut:
1. Kisah Sahabat, Ayat dan Hadits
2. Allah memuliakan sholat
3. Keutamaan Sholat
4. Makruh
5. Yang Membatalkan Sholat

I. Kisah Sahabat
Kajian ini diawali dengan kisah sahabat Nabi yang sedang melaksanakan sholat di masjid, sedang Nabi memerhatikan sholatnya. Setelah selesai sholat, sahabat tersebut menghampiri Nabi dan Nabi Muhammad memintanya untuk mengulang sholatnya. Sang sahabat langsung melaksanakan sholat lagi. Setelah selesai sholat, lagi-lagi Nabi Muhammad memintanya untuk mengulangnya lagi. Selesai melaksanakan sholat yang ketiga, sahabat tersebut menghampiri Nabi dan Nabi memintanya untuk melaksanakan sholat lagi karena sholatnya tidak sah. Akhirnya sahabat pun bertanya, mengapa hingga yang ketiga kali pun masih diminta melakukan sholat …… alasan mengapa diminta mengulang sholat karena hilangnya tuma’ninah dalam setiap gerakan sholatnya.

Ada kisah lain mengenai sahabat Nabi, yaitu 3 orang sahabat yang berkata pada Nabi akan beribadah terus sehingga tidak akan menikah. Seorang yang lain akan berpuasa terus-menerus dan yang terakhir akan melaksanakan sholat terus-menerus bahkan antara isya hingga subuh. Rasul melarangnya karena disamping beribadah pada Allah, Rasul tetap berinteraksi kepada sesama manusia.
Adanya larangan beribadah yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasul dan berlebih-lebihan.

Allah tidak akan melihat sholat seseorang ketika ruku’ nya tidak lurus atau ketika gelas diletakkan dipunggungnya, gelas tersebut jatuh. Ada hadits yang berbunyi dibawah ini

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ عُشْرُ صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

Artinya: “Sesungguhnya seseorang menyelesaikan (shalatnya) dan tidak dituliskan baginya melainkan 1/10, 1/9, 1/8, 1/7, 1/6, 1/5, 1/4, 1/3 dan ½ dari shalatnya”. (HR. Abu Daud dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Abu Daud)

Penjelasannya: Sholat seseorang itu pahalanya masing-masing beda, ada yang 1/10, 1/9, 1/8, 1/7, 1/6, 1/5, 1/4, 1/3, 1/2 tergantung kualitas sholatnya.

Barangsiapa yang sujudnya menggunakan dengkul terlebih dahulu, disebutkan sebuah hadits, menyerupai onta.

Dari Abu Hurairah, dia berkata Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah bersabda: ”Apabila salah seorang dari kamu sujud maka janganlah di turun (ke sujud) sebagaimana turunnya onta, dan hendaklah dia meletakkan kedua tangannya (turun dengan kedua tangannya lebih dahulu) sebelum kedua lututnya“.

Maka sholat-lah sesuai tuntunan Rosul.

– Pada saat rakaat pertama ketika bangun dari sujud ke-2 dan akan bangkit untuk berdiri, ada yang dinamakan Julusuh Rohah / duduk rohah
– Pada saat akan sujud letakkan tangan terlebih dahulu bukan dengkul
– Bangun dari sujud untuk berdiri, posisi tangan dapat dikepal ataupun terbuka

Jangan Asal sholat karena ada ilmunya. Landasi dengan ilmu.

Fawaillul lil mushollim – orang yang sholatnya sia-sia

Yang perlu diketahui:
– Kalau mau mengusap debu/ kotoran di lantai cukup sekali saja dan tidak perlu diulang-ulang
– Ketika menuju masjid untuk melakukan sholat, kaki kanan melangkah dihitung 1 pahala dan langkah kaki kiri dihapus 1 dosanya
– Jangan menyia-nyiakan waktu sholat. Sholatlah tepat waktu.
– Sholat berjamaah (di masjid bagi laki-laki). Pria solehah adalah yang sholat wajibnya di rumah.

II. Allah memuliakan sholat
– Satu-satunya ibaadah yang Allah turunkan langsung tanpa melalui malaikat Jibril. Jumlah sholat pada awalnya diminta 50 waktu, bayangkan saja dalam sehari (24 jam x 60 menit) kita diminta melakukan sholat selama 50 waktu, maka tiap 28.8 menit kita harus sholat. Maha Kuasa Allah, akhirnya sholat kita menjadi 5 waktu dalam sehari.
– Sholat adalah amal ibadah yang pertama kali di hisab.

III. Keutamaan Sholat
– Membentuk akhlak
perbedaan kikir dan pelit. Kikir diatas pelit. Sifat dasar manusia adalah kikir dan mengeluh. Orang yang sholatnya benar, insya Allah ibadahnya yang lain benar.
– Ketika sholat, pasang suthrah/pembatas.
– Gerakan-gerakan yang tidak membatalkan sholat
Mengisi shof kosong
Menghalangi orang yang akan melintasi orang yang sedang sholat
Membunuh ular/kalajengking dengan 1x injakan
Memukul tangan anak ketika bermain colokan listrik

– Posisi duduk yang dilarang pada saat sholat Jumat (menunggu khotib/sholat).
Duduk hubwah (duduk sambil merangkul kedua lutut)

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الْحُبْوَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ

“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang hubwah (duduk memeluk lutut) pada hari Jum’at pada saat imam sedang berkhutbah.” (HR. Abu Dawud no. 936, al-Tirmidzi no. 472, Ahmad no. 15077, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak no. 1020)

Duduk julusun (duduk dengan kedua kaki ditekuk dan tangan sebagai sandaran kebelakang, menyerupai posisi duduk anjing)

IV. Makruh
– Bangun dari sujud dengan dengkul, seperti yang dijelaskan diatas bangun dari sujud dengan tangan mengepal atau terbuka.
– Ketika menguap sebaiknya ditahan, karena menguap datangnya dari setan. Sedangkan bersin datangnya dari Allah.
– Rosul melarang tahak ketika sholat
– Memindah tangan ketika duduk tahiyat awal/akhir, sedangkan untuk menggaruk diperbolehkan
– Selesai sholat wajib jangan langsung disambung sholat sunnah di satu tempat. Harus pindah tempat.

V. Yang Membatalkan Sholat
Rasul bersabda
Ketika kita sedang sholat sunnah sebelum sholat wajib dan berada pada rakaat pertama, namun iqomat sudah dikumandangkan, maka batalkan.
Jika berada pada rakaat kedua, maka lanjutkan namun gerakan dan bacaan dipercepat.

Sesi Diskusi
Bagaimana jika imam isbal (celana digulung)?
Baca kitab Fathul Bari yang digunakan sebagai rujukan pertama setelah Al Quran.
Pahami hadits Rasulullah “Sholat-lah kalian seperti kalian melihat aku sholat.

Bagaimana jika imam tidak tuma’ninah?
Ikuti imam tapi tetap dikondisikan. Khususnya pada saat sholat tarawih selama bulan ramadhan.

Bagaimana cara untuk menciptakan khusyu’ selama sholat?
Ingat mati. Sesuai dengan hadits Rosul, ingatlah mati ketika sholat.

Apakah sutroh itu wajib?
Bukan wajib tapi sunnah

Penutup
Kajian malam itu ditutup dengan cara menuntut ilmu dan penekanan ulang pada tema “Jangan Asal Shalat, Landasi dengan Ilmu (Jilid 1)”. Sebelum ditutup dengan doa Kafaratul Majelis, Ustadz dan kami saling mendoakan agar dimudahkan dalam mendapatkan ilmu, mendapat hidayah serta berkah ilmunya. Untuk Ustadz dipermudah saat memberikan ilmu, dilancarkan perjalanannya serta lisannya dalam menyampaikan ilmu. Ustadz juga berbagi cara dalam mencari ilmu, yaitu: cerdas, sebagai pencari ilmu kita dituntut untuk cerdas dalam menerima ilmu. Rakus ilmu, tidak pernah merasa puas akan ilmu yang sudah dimiliki karena kita tidak akan sanggup menguasai segala ilmu yang ada di langit dan bumi. Sungguh-sungguh, ya bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, niatkan hanya karena Allah semata. Uang, untuk mencari ilmu tetaplah diperlukan uang, untuk transportasi ataupun sedekah. Doakan Ustadz nya, agar diberi kelancaran di majelis ilmu yang akan dihadiri.

Karena sudah mendekati pukul 21:30, kajian malam itu pun ditutup dan Ustadz memberikan pin bbm-nya (298B13E3), bilamana ada pertanyaan yang belum terjawab atau ada perihal yang ingin didiskusikan.
Ditutup dengan doa Kafaratul Majelis, lalu saya pulang bersama salah satu teman baik saya dan sepanjang perjalanan pulang kami berdiskusi mengenai cara sholat kami yang ternyata belum sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *