Dateng ke Bojonegoro Buat Cari Cuan atau Liburan?

Tidak terasa hampir 4 tahun, saya tinggal di Bojonegoro. Perubahan tata kota dan masyarakat yang majemuk membuat saya betah dan jatuh cinta berkali-kali dengan Kota Bojonegoro. Kalau boleh memilih kota paling favorit untuk ditinggali, mencari penghasilan dan menghabiskan sisa waktu di masa depan, Kota Bojonegoro ada di list teratas. Lahir dan besar di Surabaya, tidak membuat Surabaya menjadi kota yang ingin saya tinggali dalam jangka panjang. Cukup rumit dan padat untuk tinggal di kota besar yang terlalu bising dengan ritme hidup yang terlalu cepat. Bojonegoro, sebuah kabupaten di Jawa Timur, dengan jarak tidak terlalu jauh dari Surabaya, membuat saya tetap bisa mengunjungi orang tua sewaktu-waktu jika diperlukan. Merasakan ketenangan dalam menjalani hidup secara perlahan dan utuh, atau bahasa kekiniannya slow living, bisa saya rasakan di Kota Bojonegoro ini. Tinggal di dekat dengan areal persawahan, sapaan kicau burung di pagi hari dan ditutup dengan jutaan bintang setiap malamnya. Ah iya satu lagi, jika sedang berada di musim penghujan, saya berasa tinggal di area perbukitan atau kaki gunung. Suhu yang dingin serta sahut-sahutan katak dan binatang malam lainnya membuat saya merasa sedang piknik di kota seperti Bogor dan Batu, Malang. Satu catatan mengenai kualitas udara Bojonegoro yang cukup baik, jika di cek melalui aplikasi AQI (Air Quality Index). Saya merasa Tuhan sangat tepat menempatkan saya di kota ini. Banyak hal baru yang saya pelajari dan syukuri disini. Bertemu dengan tetangga sekitar yang sangat baik terasa seperti saudara sendiri, teman-teman yang supportif, team di pekerjaan ataupun komunitas yang mendukung pertumbuhan karakter saya menjadi lebih baik.

Berbatasan langsung dengan Tuban di bagian utara, mudah bagi saya jika ingin menikmati hidangan laut yang segar dan variatif. Jika ingin berlibur ke arah Solo dan Yogyakarta juga tidak terlalu jauh, perjalanan darat ke arah barat lewat Ngawi cukup ditempuh dalam waktu 3 jam dengan harga 60 ribu rupiah. Nanti akan saya ceritakan bagaimana tips backpacker trip ke Jogja dengan harga murah berangkat dari Terminal Bus di Jalan Veteran Bojonegoro. Di timur Bojonegoro berbatasan dengan Kabupaten Lamongan, rute saya untuk pulang ke Surabaya dan di bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Madiun, Nganjuk dan Jombang. Salah satu target wisata kuliner saya ke arah selatan Bojonegoro, mencoba makanan-makanan khas Jawa Timur langsung dari lokasinya, seperti pecel, ayam asap, bluder dan lain sebagainya.

Saya mencoba membuat ringkasan mengenai rekomendasi tempat-tempat yang pernah saya kunjungi selama di Bojonegoro. Termasuk wisata alam, kuliner, belanja murah meriah dan rekomendasi lainnya yang bisa didatangi bersama keluarga, pasangan, teman dan siapapun yang mau di ajak. Pilihan kuliner yang beragam serta tempat ngopi dari yang berupa warung, kedai, atau Resto yang cukup seru dengan harga terjangkau untuk dicoba selama berada di Bojonegoro. Oh satu lagi, area outdoor atau open space super lengkap dan seru untuk berbagai event di Bojonegoro.

Daftar ini akan saya update setiap saat, kalau saya menemukan tempat yang baru dan layak direkomendasikan. Sebagai catatan, setiap orang memiliki selera dan preferensi yang berbeda, skor tempat-tempat di tulisan ini berdasarkan subjektivitas saya ya. Ga boleh protes hehe… Eh boleh deh, siapa tau seiring berjalannya waktu tempat-tempat rekomendasi saya di bawah banyak berubah, entah jadi lebih baik atau sebaliknya. At least, nama tempat yang saya tulis di bawah ini berdasarkan pengalaman saya dan sudah pernah saya coba. Yang tidak ada di daftar ini, kemungkinan besar belum pernah saya coba atau karena saya ga cocok dengan tempat tersebut hehe… entah karena vibes atau prinsip yang bertentangan *wuidih bawa-bawa prinsip wkwk.. Mostly, lebih ke belum sempat nyoba aja.

Selamat mencoba rekomendasi dari saya, untuk bertukar pesan bisa tinggalkan pesan di komentar ya. Untuk foto, deskripsi, Gmaps location atau kontak person, saya update bertahap ya. Yang penting ke kumpul dulu ini katalog Bojonegoro tercinta hehe..

Wisata Alam, Budaya, dan Keluarga

1. Negeri Atas Angin (3.5 / 5)
Pertama kali saya mencoba mendatangi tempat ini sekitar tahun 2018, dimana kondisi jalan masih berbatu dengan ketinggian ekstrim lebih dari 30 derajat. Motor yang saya kendarai bersama seorang teman sesekali berjalan sangat pelan karena takut longsor jalanan berbatunya. Perjalanan dari Cepu ke salah satu titik tertinggi di Bojonegoro ini membutuhkan waktu sekitar 2 jam lebih. Kedatangan kedua saya di musim kemarau tahun ini, membuat saya sedikit menyesal karena kondisi persawahan tidak sedang berwarna hijau melainkan kering kecoklatan. Namun, kondisi jalan sudah jauh lebih baik, 90% lebih jalanan sudah di aspal. Sayangnya, setibanya disana kondisi toilet tidak terawat dan tidak ada air. Karena pipa airnya tidak sengaja tergerus alat berat untuk perbaikan jalan.

2. GoFun Entertainment Park & Waterpark (4 / 5)
Skornya bagus karena pernah nonton konser Sheila on 7 dengan tiket VIP sambil duduk, dapat minum dan sedekat itu ngeliat Mas Duta hahaa… Salah satu tempat yang bisa dikunjungi bersama keluarga, terdapat area bermain dan kolam renang. Jujur saya belum pernah mampir ke area kolam renang, belum minat hehe..

3. Air Terjun Kedunggupit, Klino (5 / 5)
Awalnya kesini sebenarnya karena nyasar, harusnya bukan air terjun ini yang mau dikunjungi. Tapi, jadi dapet skor sempurna, karena lokasinya di tengah pemukiman penduduk dan tersembunyi di balik bukit persawahan. Mengunjungi Air Terjun ini, saya berasa menjadi host My Trip My Adventure. Di sapa hewan ternak, sapi-sapi besar yang sedang leyeh-leyeh di depan rumah warga, menyapa warga sekitar yang sedang sibuk karena baru panen padi. Saya masih harus menyusuri areal persawahan dan melewati pinggiran dari bangunan sekolah SD. Lalu, dilanjutkan menuruni area terjal untuk menuju sungai dan mengikuti ujung aliran air yang merupakan air terjun ini. Eh wait, kok saya jadi curiga jangan-jangan ini air terjun yang sumbernya dari sawah warga yang lebih tinggi. Next, saya akan cek kembali deh (insya Allah kalau sempat hehe).

4. Wisata Grow Go Land (5 / 5)
Belum bisa berkata-kata, masih amaze sama aliran air yang cukup bening dan alami. Saking sukanya, saya mendatangi lokasi ini 2 kali berturut-turut setiap akhir pekan.

5. Kayangan Api/ Api Abadi (5 / 5)
Merupakan fenomena alam dimana gas bumi keluar. Ah ulasannya nanti menyusul ya sekalian saya upload foto dari tempat wisata ini.

6. Taman Kereta Api (4 / 5)
Ini dulu jadi tempat favorit karena ada area gym buat ngelatih otot bisep trisep gratis, ada sepeda statis, dan beberapa alat olahraga lainnya yang cukup colourful sehingga anak-anak pasti suka setiap di ajak kesini.

7. Alun-Alun Bojonegoro (4 / 5)
Ini nih Central Park of Bojonegoro, ya sebelum kita lihat langsung versi aslinya, coba kesini dulu. Bayangin aja Kota Bojonegoro itu punya konsep kota dengan bentuk persegi dan Alun-Alun ini persis ada di tengah. Yang saya lakuin disini biasanya jogging, cari pentol, bubur sama duduk-duduk di tengah taman yang asri banget. Ada bird park juga. Lengkap deh kalau mau ajak keluarga.

Wisata Kuliner

Kolom yang saya tunggu-tunggu dan akan saya update selalu. Refreshing paling sering saya lakukan adalah berwisata ini, wisata kuliner hehe.. Saking akrabnya dengan para penjual, biasanya saya cukup datang dan tanpa berucap mereka sudah hafal menu pesanan saya. Oke langsung mulai aja ya.

1. Sate Ayam Lampu Merah dekat perempatan Jalan Pemuda
2. Soto Pak No
3. Rawon Jalan Pondok Bambu
4. Rujak Cingur Jl. Dr. Soetomo
5. Nasi Pecel Mas Didik
6. Nasi Pecel Mekarsari
7. Borneo – Es Apukat, Angkringan
8. Tahu Tek Lamongan Jalan Kartini (pakai petis)
9. Tahu Telor Mba Shanti
10. Tahu Telor sekitar Jl. Rajawali
11. Nasi Goreng Pak Hendra
12. Nasi Goreng Klenteng – Gombloh
13. Mie Rebus/ Mie Godog Cak Di
14. Mie Ayam Hendra (deket Klenteng)
15. Kerupuk Klenteng
16. Warung Sambel Mira Jaya
17. Warung Mas Ook
18. Hits Chicken
19. Resto Ria
20. Singapore
21. Kedai Mbah Yi
22. Warung Ketan & Gorengan Jl. Lettu Suyono (dekat pertigaan)
23. Warung Kacang Ijo Pak Di
24. Soto Pak Ja’i
25. Warung Pak Indra
26. Bubur Ayam Pak Doyok
27. Warung Ireng
28. Dadar Gulung 91 (online aja)
29. Nasi Kebuli Depan Regazza Jl. Setyobudi
30. Kedai Coco Comel

Tempat Minum Coffee & Non-Coffee Enak

1. Di Rumah (5 / 5)
Jelas ini jadi nomer 1, pertama karena di Bojonegoro agak susah cari tempat ngopi yang menyediakan biji Arabika, sebagian besar menjual biji Robusta. Ditemani playlist instrumental song, Lo-fi atau lagu-lagu terkini untuk menemani momen ngopi dan momen menulis, juga menjadi alasan lain. Dengan biji kopi pilihan dan teknik penyeduhan sesuai preferensi pribadi, jelas Rumah merupakan tempat ngopi terbaik (kok saya berasa lagi pasang iklan copywriting buat ngopi dirumah hehe…). Selain minim budget dan bisa milih stok biji kopi dengan level gilingan sesuai kesukaan saya, saya bisa ngopi sepuasnya dan tanpa ada batasan waktu.

2. Level Up
3. Greenwood / Legi Pait Coffee
4. Copitalist
5. Wedang Kopi
6. Sematta Kopi
7. Sambi
8. Pionir
9. Tempat kopi samping mekarsari – Kopigraphy
10. Jus Apukat enak di Jl. Kartini
11. Apukat Kocok Borneo
12. Jus Jambu Biji di depan BCA
13. Kopi samping Geprek Sa’i – coba dulu (tubruk & kothok)
14. Kopi samping PDAM – coba dulu

Tempat Belanja dan Beli Oleh-Oleh

1. Pasar Induk Bojonegoro
2. KDS
3. Bravo
4. Aroma Jaya Toko Kue dan Bahan
5. Ledre dekat Jembatan Sosrodilogo
6. CV. Ria

Sementara cukup ini dulu ya. Kalau ada yang perlu ditambahkan atau ditanyakan, silakan leave comment di bawah.

Terima kasih.

Semoga bermanfaat.

Pelajarilah Dahulu Adab dan Akhlaq

Bismillaahirrahmaanirrahiim

?Pelajarilah Adab Sebelum Mempelajari Ilmu

Ketahuilah bahwa ulama salaf sangat perhatian sekali pada masalah adab dan akhlak. Mereka pun mengarahkan murid-muridnya mempelajari adab sebelum menggeluti suatu bidang ilmu dan menemukan berbagai macam khilaf ulama. Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,

تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”

Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,

بالأدب تفهم العلم

“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”

Guru penulis, Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata, “Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”

Oleh karenanya, para ulama sangat perhatian sekali mempelajarinya.

?Ibnul Mubarok berkata,

تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين

“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”

?Ibnu Sirin berkata,

كانوا يتعلمون الهديَ كما يتعلمون العلم

“Mereka -para ulama- dahulu mempelajari petunjuk (adab) sebagaimana mereka menguasai suatu ilmu.”

?Makhlad bin Al Husain berkata pada Ibnul Mubarok,

نحن إلى كثير من الأدب أحوج منا إلى كثير من حديث

“Kami lebih butuh dalam mempelajari adab daripada banyak menguasai hadits.” Ini yang terjadi di zaman beliau, tentu di zaman kita ini adab dan akhlak seharusnya lebih serius dipelajari.

Dalam Siyar A’lamin Nubala’ karya Adz Dzahabi disebutkan bahwa ‘Abdullah bin Wahab berkata,

ما نقلنا من أدب مالك أكثر مما تعلمنا من علمه

“Yang kami nukil dari (Imam) Malik lebih banyak dalam hal adab dibanding ilmunya.” –

?Imam Malik juga pernah berkata, “Dulu ibuku menyuruhku untuk duduk bermajelis dengan Robi’ah Ibnu Abi ‘Abdirrahman -seorang fakih di kota Madinah di masanya-. Ibuku berkata,

تعلم من أدبه قبل علمه

“Pelajarilah adab darinya sebelum mengambil ilmunya.”

?Imam Abu Hanifah lebih senang mempelajari kisah-kisah para ulama dibanding menguasai bab fiqih. Karena dari situ beliau banyak mempelajari adab, itulah yang kurang dari kita saat ini. Imam Abu Hanifah berkata,

الْحِكَايَاتُ عَنْ الْعُلَمَاءِ وَمُجَالَسَتِهِمْ أَحَبُّ إلَيَّ مِنْ كَثِيرٍ مِنْ الْفِقْهِ لِأَنَّهَا آدَابُ الْقَوْمِ وَأَخْلَاقُهُمْ

“Kisah-kisah para ulama dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih. Karena dalam kisah mereka diajarkan berbagai adab dan akhlaq luhur mereka.”
?(Al Madkhol, 1: 164)

Di antara yang mesti kita perhatikan adalah dalam hal pembicaraan, yaitu menjaga lisan. Luruskanlah lisan kita untuk berkata yang baik, santun dan bermanfaat. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,

من عدَّ كلامه من عمله ، قلَّ كلامُه إلا فيما يعنيه

“Siapa yang menghitung-hitung perkataannya dibanding amalnya, tentu ia akan sedikit bicara kecuali dalam hal yang bermanfaat” Kata Ibnu Rajab, “Benarlah kata beliau. Kebanyakan manusia tidak menghitung perkataannya dari amalannya”
? (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 291).

Yang kita saksikan di tengah-tengah kita, “Talk more, do less (banyak bicara, sedikit amalan)”.

?Berbeda Pendapat Bukan Berarti Mesti Bermusuhan

Sungguh mengagumkan apa yang dikatakan oleh ulama besar semacam Imam Syafi’i kepada Yunus Ash Shadafiy -nama kunyahnya Abu Musa-. Imam Syafi’i berkata,

يَا أَبَا مُوْسَى، أَلاَ يَسْتَقِيْمُ أَنْ نَكُوْنَ إِخْوَانًا وَإِنْ لَمْ نَتَّفِقْ فِيْ مَسْأَلَةٍ

“Wahai Abu Musa, bukankah kita tetap bersaudara (bersahabat) meskipun kita tidak bersepakat dalam suatu masalah?”
? (Siyar A’lamin Nubala’, 10: 16).

?Berdoalah Agar Memiliki Adab dan Akhlak yang Mulia

Dari Ziyad bin ‘Ilaqoh dari pamannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca do’a,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ

“Allahumma inni a’udzu bika min munkarotil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa’ [artinya: Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar].”
?(HR. Tirmidzi no. 3591, shahih)

Doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lainnya,

اللَّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ

“Allahummahdinii li ahsanil akhlaaqi laa yahdi li-ahsanihaa illa anta, washrif ‘anni sayyi-ahaa, laa yashrif ‘anni sayyi-ahaa illa anta [artinya: Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak dariku, tidak ada yang memalinggkannya kecuali Engkau].”
?(HR. Muslim no. 771, dari ‘Ali bin Abi Tholib)

أسأل الله أن يزرقنا الأدب وحسن الخلق

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar mengaruniakan pada kami adab dan akhlak yang mulia.

Aamiin

?muslim.or.id

Jebakan Maut Kartu Kredit!

Kawan saya wajahnya kuyu, pengusaha bisnis kesehatan di Jakarta. Bisnisnya sedang turun drastis, beberapa cabangnya gulung tikar.
“Pusing gue, utang gak selesai-selesai, apalagi kartu kredit nih.. Masih 150 juta, capek ngadepin debt collectornya”

Kawan saya lainnya di Jogja, gaya hidup semu yang dulu dilaluinya membawa dampak tak juga berakhir, aset-aset kemewahan telah dia jual, termasuk motor besar yang dulu menghiasi foto facebooknya.
“Masih berapa hutang kartu kreditmu?” Tanya saya
“Duh! Masih 265 juta lebih.. Ya gimana lagi dah dipakai duitnya, bayar minimum payment gak kurang-kurang juga hutangnya..”

Satu lagi, kawan saya juga ada, sudah 3 bulan tagihan 75 juta kartu kreditnya tak terbayar, rumah disatroni debt collector yang kasar sudah jadi langganan. Fiuuuh!

Saya pun jadi korban, karena nomer HP saya tercatat diperbank-kan bahkan mungkin sudah diperjual belikan, walaupun saya sudah tidak punya kartu kredit apapun, bulan lalu saya dapat SMS dengan huruf besar semua:
BAPAK SAPTUARI SUGIHARTO, SAMPAIKAN KEPADA TEMAN BAPAK PENGUSAHA XXX DI JOGJA YANG ALAMATNYA DI GEJAYAN UNTUK SEGERA MEMBAYAR KARTU KREDITNYA SENILAI 16,7 JUTA YANG SUDAH TELAT BAYAR. ATAU HUBUNGI KAMI DI 024-SEKIAN SEKIAN DI SEMARANG.

….. Gendeng!!! Kalo kalian jadi saya pasti pengen “misuh” juga. Ini siapa dengan SMS memerintah seenaknya pakai huruf besar, Saya mikir enteng sajalah, mungkin dia masih pakai HP keypad yang capslocknya jebol!

Masih inget kasus Irzen Octa tahun 2011 lalu, ketika mau membayar tagihan kartu kredit dari 48 juta yang membengkak jadi 100 juta, dia malah diinterogasi kasar oleh 3 debt collector yang membuatnya meninggal dunia. Searching aja beritanya, masih bertebaran di dunia maya…

————————
Mari kita bahas.. Siap?

Continue reading

Menikahlah, Maka Kau Akan Kaya

? Notulensi “PreWed School” bersama Yayasan AISI Depok.

? Masjid SDIT Rahmaniyah, Sukmajaya, Depok.

? Ahad, 20 September 2015.

???

? Tema: Menikahlah, Maka Kau Akan Kaya.

? Ustazah Kaukabus Syarqiyah, SE, M.SE, CFP.

☎ 0813-1085-0910

? FB → Kaukabus Syarqiyah

? Youtube → KikauTalk

✅ Ketika menikah, banyak plan sebelum menikah berubah.

✅ Tuliskan visi, misi, mimpi-mimpi kita 5-10-12-15-20-25 tahun kedepan.
Ini salah satu upaya kita untuk menjaga supaya kita tidak futur, tidak lari dari dakwah.

✅ Apa saja mimpi keuangan kalian & pasangan?

✅ Perempuan itu ketika sudah melahirkan, sudah tidak menjadi dirinya sendiri. Dia menjadi istri seseorang, dia menjadi Ibunya seseorang, bisa jadi dia melupakan siapa dirinya sebenarnya.
Bagaimanapun perempuan punya kepribadian masing-masing.
Pasutri wajib saling support untuk memaksimalkan potensi positif masing-masing.

✅ Perencanaan Keuangan adalah suatu langkah-langkah menyeluruh untuk mencapai tujuan keuangan.

✅ Jangan lihat laki-laki dari asetnya & jangan menikah dengan laki-laki pemalas.

✅ Lihat calon pasangan FUTURE VALUE.

✅ Carilah laki-laki yang bertanggungjawab, rajin bekerja, tidak gengsian dalam hal yang halal.

✅ Kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja keras TIDAK AKAN berkhianat.

✅ Aset sejati sebelum menikah adalah → DIRI KITA sendiri.

✅ Pernikahan dapat berakhir hanya karena masalah finansial.

✅ Sedapat mungkin Suami jangan menurunkan standar hidup si Istri dari sebelum menikah ke setelah pernikahan. (ini dikutip dari Ustaz Anis Matta)

✅ Jangan takut dengan kondisi awal pernikahan. Secara ekonomi, itu ngga masalah.
Yang bikin NGERI itu adalah perasaan orangtua. Dan kalau sudah berhadapan sama orangtua itu WAJAR.
Orangtua itu udah lebih dulu ‘makan asam garam’, lebih dulu tau rasanya ngga enaknya ngga punya uang, hidup susah, ITU KARENA MEREKA SAYANG SAMA ANAKNYA JANGAN SALAH-SALAHIN ORTU KITA NGGA NGERTI AGAMA.
Selama agama & akhlaq si laki-laki itu baik ya…

✅ Saran untuk akhwat, lihat laki-laki dari mau atau tidaknya dia bekerja keras!

Continue reading

Feeling 22

To be honest, I got several things to worry about. And it quiet disturb me almost every day. But as Taylor Swift said in one of her songs, “Everything will be alright, if we just keep dancing like we’re 22.” And here’s come the day when people said “Selamat seperempat abad”. Age just a matter of number, right. Being 25, I think there will be more responsibility and I still got some items in the waiting list. Actually, I have no idea on what should I write today, but maybe just a short note on what happened in the past three months.

Everything will be alright, if we just keep dancing like we’re 22..

Continue reading