Untuk menyelesaikan tadabbur tiga ayat dari Surat Al Baqarah ini diperlukan dua sesi kelas Tadabbur Kamis Malam di AQL (Ar Rahman Quranic Learning) Islamic Center Jl. Tebet Utara I No 40. Sesi pertama pada hari kamis, 2 Oktober 2014 dan sesi kedua tanggal 16 Oktober 2014. Tema dari ketiga ayat tersebut adalah Peringatan Agar Tidak Mengikuti Yahudi dan Nasrani. Seperti biasa sebelum dimulai banyak pesan ‘sponsor’ dari teman-teman kelas lain. Untuk diketahui, di AQL ini sangat banyak unit kegiatan. Untuk para pemuda difasilitasi oleh YI-Lead, untuk remaja adalah QGen. Selain itu ada pula kelas tadabbur quran untuk ibu-ibu di hari kamis pagi. Masih banyak unit lain di AQL yang dapat diketahui melalui link yang saya share pada info di akhir paragraf ini. Ustadz Bachtiar Nasir memulai kelas malam itu sekitar pukul 20:30. Dan sebelum kita men-tadabbur-i sebuah ayat, biasanya kita diminta untuk menghafal ayat tersebut. Jika ayat tersebut pendek, akan sangat mudah, namun apabila yang terjadi adalah sebaliknya, maka dapat dipastikan akan perlu waktu lebih untuk menghafal.
Jika ada tambahan mengenai materi ini, silakan sampaikan melalui kolom Comment di bawah. Semoga rangkuman berikut bermanfaat. Aamiin.
Info: Website AQL, Live Streaming AQLTV.
QS. Al Baqarah [2]: 119
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۖ وَلَا تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ الْجَحِيمِ
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.”
Dari ayat tersebut terdapat 3 poin penting, yaitu:
– Mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran
– Sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
– Dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. Maka sampaikan kebenaran, perkara lainnya urusan Allah SWT.
Sababunuzul
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas. Pada suatu hari Rasulullah SAW bersabda, “Duhai! Apa yang dilakukan kedua orang tuaku?” Lalu turunlah ayat ini.
Diriwayatkan dari Muqatil, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya Allah menurunkan adzab pada orang-orang Yahudi, niscaya mereka beriman.” Lalu turunlah ayat ini.
Tafsir dengan Al Quran
وَلَئِنْ أَتَيْتَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ بِكُلِّ آيَةٍ مَا تَبِعُوا قِبْلَتَكَ ۚ وَمَا أَنْتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ ۚ وَمَا بَعْضُهُمْ بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍ ۚ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ إِنَّكَ إِذًا لَمِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu — kalau begitu — termasuk golongan orang-orang yang zalim.” (Al Baqarah [2]: 145)
–sangat sesuai dengan konteks kekinian
QS. Al Baqarah [2]: 120
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Poin-poin penting yang terdapat pada ayat diatas adalah:
– Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu.
Kita tidak akan pernah bisa menyenangkan semua orang, maka tidak perlu berfikir untuk menyenangkan semua orang.
Maknanya bukan NO tapi NEVER — وَلَنْ
– Hingga kamu mengikuti agama mereka. Serta gaya hidup mereka
mengikuti step by step mereka mulai life style, cara berfikir, tingkah pola — تَتَّبِعَ
agama mereka, agama-agama selain Islam sebenarnya adalah satu, yaitu agama kekufuran — مِلَّتَهُمْ
itu hawa nafsu — أَهْوَاءَهُمْ
– Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Petunjuk yang sesungguhnya, selain itu merupakan kesesatan (Qul inna hudallahi huwal hudaa).
– Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
Sababunuzul
Para mufasir: Orang-orang meminta perdamaian kepada Nabi SAW dan membujuk beliau bahwa apabila beliau berdamai dan melepaskan mereka, maka mereka akan mengikutinya. Lalu turunlah ayat ini. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ayat ini turun berkenaan dengan kiblat. Orang-orang Yahudi Madinah dan orang-orang Nasrani dari Najran berharap Nabi Saw. shalat dengan menghadap ke arah kiblat mereka. Ketika Allah memindah kiblat ke Ka’bah, maka mereka terpukul dan merasa putus asa Nabi Saw. menyamai agama mereka. Lalu turunlah ayat ini.
Tafsir dengan Sunnah
Diriwayatkan dari Qatadah mengenai firman Allah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar),” ia berkata, “Ini adalah bantahan yang diajarkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya untuk mendebat orang-orang yang sesat.”
Diriwayatkan dari Mu’awiyah: Nabi Saw. bersabda, “Akan senantiasa ada satu golongan diantara umatku yang menjalankan perintah Allah, tanpa terganggu oleh orang yang mengabaikan mereka dan menentang mereka, hingga datang keputusan Allah sedangkan mereka tetap dalam kondisi seperti itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Renungan
Itulah pertarungan ideologi antara islam di satu sisi, dan antara dua pihak (Yahudi dan Nasrani) yang terkadang antar keduanya saling bermusuhan
QS. Al Baqarah [2]: 121
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
Poin penting pada ayat diatas:
– Membacanya dengan bacaan yang sebenarnya
Siapakah orang-orang yang beriman kepada Al Quran, ia yang membaca dengan bacaan yang sebenarnya. Membaca seperti yang di baca Nabi, menafsirkan seperti yang ditafsirkan Nabi dan para sahabat. Maknanya adalah menghalalkan yang dihalalkan oleh Al Quran, mengharamkan yang diharamkan oleh Al Quran, mengikuti dengan sungguh-sungguh apa yang dituliskan didalamnya. Bukan sebaliknya!
Konsisten bersama Al Quran setiap hari, sholat tepat waktu (ikatkan diri pada Al Quran). Jangan sampai aqidah kita tercampur dengan kesesatan.
– Yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan masuk ke neraka jahannam.
Sababunuzul
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ayat ini turun berkenaan dengan para penumpang kapal yang pulang bersama Ja’far bin Abu Thalib dari Habsyah (Ethiopia). Mereka berjumlah empat puluh orang dari Habsyah dan Syam (Palestina).
Diriwayatkan dari Dhahhak bahwa ayat ini turun berkenaan dengan orang Yahudi yang masuk Islam.
Diriwayatkan dari Qatadah dan ‘Ikrimah bahwa ayat ini turun berkenaan dengan para sahabat Muhammad Saw.
Tafsir dengan Sunnah
Diriwayatkan dari Qatadah, ia berkata, “Yang diberi Kitab itu maksudnya adalah Yahudi dan Nasrani.”
Diriwayatkan dari Qatadah, ia berkata, “Maksudnya para sahabat Rasulullah Saw. Mereka beriman dan membenarkan kitab Allah.”
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Membaca dengan sebenar-benarnya adalah mengikutinya dengan sebenar-benarnya.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda: Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad! Tidaklah seorang Yahudi dan Nasrani dari umat ini mendengar perkataanku kemudian ia mati dalam keadaan belum beriman kepada apa yang diutuskan kepadaku, melainkan ia termasuk penghuni neraka.” (HR Muslim)
Renungan
Di antara sebagian mereka yang terbebas dari hawa nafsu membaca Kitab mereka dengan benar sehingga mereka beriman kepada kebenaran yang dibawa Rasulullah Saw. Sedangkan orang-orang yang kufur terhadapnya mereka itulah orang-orang yang merugi.
Catatan Tambahan
– Ya Allah anugerahkan kekuatan padaku dan kedua orang tuaku
– Karir terbaik adalah menjadi penerus estafet perjuangan Rasulullah SAW
– Menjawab salam dari non-muslim
Wassalammu’ala manittaba’u huwal huda (Dan keselamatan bagi siapa yang mengikuti petunjuknya)
Assalamu’alaikum >> Wa’alaikumsalam (+)
……………………. >> Wa’alaikum (-)
– “Kamu tidak bisa menjadi orang yang beriman dan tidak beriman dalam waktu bersamaan.” PM Turki – Erdogan
– Akan ada pemuda-pemuda yang tidak akan terganggu dengan liberal dan tetap berpegang teguh pada Al Quran, pada Allah SWT.
– Carilah pemimpin yang bisa membawa ke akhirat (Surga) dan yang bisa mendatangkan keberkahan dari langit dan dari bumi.
– Terkait aqidah soal kepemimpinan, jangan menjadi seorang mukmin yang tidak yakin dengan akhirat.
– Coba cek di Youtube mengenai kristologi, Zakir Naik, Ahmadinejad?
– Baca kisah Ashahbul Uhdud, anak muda yang 2x usaha dibunuh oleh rajanya namun tidak bisa mati. Dengan kuasa Allah pada usaha ketiga, ia mati ketika dipanah. Baca Al Buruj dan tafsirnya
– Tantangan akan selalu ada dipertengahan jalan…maka dari itu diperlukan keyakinan
– Tidak equivalen antara gajimu dan kebahagiaanmu.
Apabila ada asuransi yang menjual secara konvensional dan syariah dalam satu wadah. Dari akad saja beda, apalagi prosesnya.
Syariah di Indonesia belum benar-benar berbeda karena regulasi belum berpihak.
Ekonomi Syariah >< Sistem Kapitalis.
– Islam itu an extended family, ketika dalam satu rumah tinggal kakek-nenek, anak dan cucu. Sedangkan yang lain mengajarkan ketika bayi dititipkan di Daycare, ketika tua di panti jompo.
– Pemuda sekarang harus punya komunitas dan scan aqidah calon pasangan dengan ilmu.
– Sharing kasus oleh pelaku kristenisasi yang menggunakan dalil Al Quran surat Az Zuhruf: 61
وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ ۚ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.”
Dengan mengartikan sesuai bahasa Indonesia (tanpa tadabbur, sababunuzul ataupun tafsir) ayat ini dianggap bahwa Nabi Isa adalah Tuhan karena mengetahui tentang hari kiamat. Dan kata ‘Aku’ disitu diartikan sebagai Nabi Isa As (Tuhan).
Targetnya adalah orang-orang Islam yang awam pemahamannya tentang Islam. Melakukan pendekatan melalui sosial (membangun sekolah, padahal sekolah untuk penyebarluasan misi kristenisasi). Daerah Rangkasbitung.
Karakter penting untuk menjadi orang yang terpilih dan memiliki integritas diri yang kuat:
– Bijak dengan ilmunya (bijak yang berilmu)
– Punya mental keberanian para ksatria
– Kedermawanan orang kaya
– Punya skill/keterampilan
Teman UBN, Ridwan Hasan Saputra? .. Nantinya jadilah guru yang menguasai ilmunya dan diberkahi oleh Allah.
Anak-anak Indonesia harus menguasai empat ilmu dasar berikut.
1. Quran, hafal Quran beserta tajwid, tauhid, dsb
2. Ilmu MIPA
3. Beladiri
4. Jiwa Entrepreneurship
Mengenai ijazah, ada orang-orang yang tidak terganggu dengan ijazah. Dapat mengikuti kejar paket A, B, C.
– Empat perempuan yang dijamin masuk surga adalah Asiyah, Maryam, Khadijah dan Fatimah.
Doa Asiyah pada Allah, “Tuhan buatkan aku rumah bertetanggaan denganmu”
Maryam, perempuan suci yang tidak pernah disentuh oleh laki-laki dan sanggup menjaga kesucian dirinya.
Takutlah kamu pada Allah, menjaga kesucian diri, dan mawaddah langsung pada Allah.
– Mawaddah adalah rasa cinta yang dibarengkan dengan berangan-angan
– “Kejahatan terbesar seorang agamawan adalah ketika memisahkan agama dan negara.”, kata seorang Pengamat Sosiolog Indonesia
– Narkoba/ sabu-sabu merusak 3 cabang otak, sedangkan pornografi 5 cabang otak dalam satu waktu.
Sesi Diskusi
Bagaimana pendapat ustad mengenai nikah beda agama?
Saat ini yang sedang terjadi adalah Imunitas Ideologi, dimana banyak kaum muslim yang mulai diracuni secara perlahan. Salah satu contohnya adalah tentang pernikahan. Nikah itu beda kelamin tapi satu agama bukan beda agama tapi satu jenis kelamin ataupun beda agama beda jenis kelamin. Contoh yang lain adalah timbulnya paradigma “Gapapa dipimpin orang kristen yang penting ga korupsi sering sedekah daripada dipimpin orang islam tapi korupsi dan punya kasus dimana-mana.”
Apapun yang terjadi, seorang pemimpin yang kafir tidak akan pernah mendatangkan keberkahan dari langit dan dari bumi.
Profesor saya selalu memaksakan pendapatnya adalah yang paling benar bahkan mengesampingkan nilai-nilai islam. Apa yang harus saya lakukan?
Seperti yang sudah dibahas diatas, “Qul inna hudallahi huwal hudaa”, petunjuk Allah adalah sebenar-benarnya petunjuk.
والله أعلمُ بالـصـواب