Menulis adalah menyebarkan informasi, berita dan kebermanfaatan. People atau masyarakat publik memiliki hak untuk mendapatkan informasi. Informasi yang terbuka, transparan dan berimbang.
Namun sayangnya di era keterbukaan informasi saat ini, dimana kita mendapatkan ilmu dan informasi semudah itu masih saja di daerah tertentu beberapa orang tidak mau meningkatkan kualitas dirinya dengan paparan ilmu tersebut. Ilmu ataupun informasi yang berkualitas hanya dapat dinikmati kalangan tertentu. Kalangan berpendidikan, kalangan berduit, orang-orang yang tinggal di kota dan bertemu dengan peradaban.
Sungguh malang nasib orang-orang yang tinggal di daerah terpencil dan sulit dijangkau, yang bahkan untuk menemukan pasar harus turun gunung, menyeberangi laut atau harus berjalan kaki berjam-jam.
Saya tidak sedang membandingkan kemalangan dan keberuntungan. Tulisan ini adalah sebuah pengingat diri agar tidak selalu melihat ke atas. Pekerjaan yang saat ini dimiliki, rumah nyaman yang ditinggali, kendaraan serta makanan yang tersedia serta keluarga yang utuh dan hangat adalah bentuk kemewahan dan keberuntungan yang saya miliki. Dan bisa jadi adalah keinginan dari orang lain yang belum memilikinya.
Publik berhak tahu seringkali bersinggungan dengan ranah privasi. Menyebarkan informasi belum tentu segalanya harus dibagi. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membagikannya. Bukan berarti harus menjaga image diri atau biasa disebut dengan pencitraan. Namun, ada orang-orang yang bisa jadi terpengaruh atas tindakan atau informasi yang dibagikan ke publik. Sehingga, setiap tulisan yang bersifat menyebarkan informasi saya berusaha untuk tidak berbagi yang sifatnya privasi.

Dulu saya sempat menulis rutin dan berhenti beberapa tahun karena semua orang mengira apapun yang saya tulis, pasti mengenai saya. Kemudian setelah bertemu komunitas yang tepat dan banyak penulis senior, saya mendapatkan nasihat yang cukup menenangkan, bahwa ketika pembaca tulisanmu mengira itu adalah tentang kamu, bukankah itu berarti tulisanmu dibaca orang lain. Tulisanmu menggerakkan pembaca hingga mereka berasumsi bahwa yang sedang dibahas di tulisan itu adalah kamu. Bukannya itu berarti mereka membaca tulisanmu sampai selesai dan tuntas?
Kalimat itu memotivasi saya untuk kembali menulis, berbagi pemikiran, berbagi keresahan dan berbagi cerita meski bukan pengalaman saya.
The people have the right to know atau the people’s right to know merupakan pengingat bagi saya untuk menuliskan informasi yang bermanfaat dan memisahkan sesuatu yang bersifat pribadi. Jadi, publik berhak tahu informasi yang memang perlu bagi dirinya. Namun, seorang penulis juga tetap perlu membatasi informasi yang akan dibagi jika terkait hak privasi seseorang.